Yang Harusnya Kamu Tahu dari Try Out CPNS 'Itu'

Semalam di Insta Stories teman-teman saya, ramai memberikan info bahwa akan ada try out online CPNS 2019 yang diadakan serentak. Sebagai orang yang gagal tahun lalu, saya tergelitik sebenarnya dan ingin mendaftar.

Namun melihat Stories tersebut sudah 5 jam yang lalu. Dan saya asumsikan diapun mendapat info tersebut paling tidak beberapa jam setelah panitia acara tersebut (?) memberi pengumuman, pasti kuota sudah penuh dan server ketika hari-H akan sangat lambat, atau setidaknya tidak lancar. Sayapun kehilangan minat sambil sedikit curiga dan mau tahu tentang pihak mana yang mengadakan acara tersebut dan bisa menampung mungkin sampai sejuta lebih orang yang akan aktif di server dan menjamin segalanya akan lancar. Karena pemerintah yang mengadakan ujian yang sesungguhnya tahun lalu masih dihadapkan berbagai kendala.

Ilustrasi, via kabar24.bisnis.com
Dan ternyata pada hari ini berita itu ramai dan meledak. Badan Kepegawaian Negara melalui akun Twitternya menyatakan kalau mereka tidak bekerja sama terhadap pihak-pihak manapun dalam menyelenggakan try out atau simulasi ujian CPNS. Maka dari itu saya berkunjung ke laman mereka di Instagram pada hari ini. Ternyata mereka seperti badan independen dengan nama akun Instagram cpnsindonesia.id. Lalu berafiliasi pula dengan akun lokernas.id yang secara hitungan postingan dan followers sudah lumayan banyak dan bisa dibilang kredibel. 

Mungkin banyak yang curiga dengan akun tersebut karena syarat pendaftaran yang terkesan remeh. Melalui Google Form, lalu diharuskan follow akun tersebut dan memberi komentar tepat di postingan pengumuman tersebut, lalu mengupload info tersebut ke Insta Stories masing-masing, dan pada akhirnya melakukan konfirmasi di situ web mereka infocpns.id.

Via davidjavier14
Harus diakui memang terkesan remeh. Nyaris tidak ada beda dengan persyaratan giveaway sesuatu barang. Tapi saya mengerti cara bekerja mereka. Lagi-lagi sesuai asumsi saya karena mereka menggunakan Google Form. Dan ya, Google Form selain bisa memberikan kuesioner skripsi, mereka juga bisa dibuat menjadi sebuah form pertanyaan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan seperti ujian CAT CPNS. Dan hasilnya memang bisa langsung kelihatan setelah peserta sudah menyelesaikan mengisi form tersebut. Menurut saya bisa memang, namun tetap saya ragukan kelancarannya dalam proses menerima dan mengolah data tersebut.

Lalu soal mereka yang mensyaratkan seperti mempromosikan ujian tersebut bagi saya tidak ada masalah juga. Karena mereka juga akun independen yang mungkin followersnya tidak sebanyak sekarang (857 ribu) kalau mereka tidak mengadakan ujian tersebut. Hanya saja seluruh yang mereka lalukan memang tidak meyakinkan sama sekali. Bahkan website yang seharusnya bisa jadi acuan dan sumber informasi yang lengkap dan mendetail juga sejauh pukul 13.16 WIB  masih belum bisa dibuka. (update: sudah bisa dan ternyata websitenya yang mengarah ke form pendaftaran try out)

Jika saya menyimpulkan, mereka mungkin bisa melaksanakan try out tersebut dan mungkin juga sudah didasari oleh rencana yang matang. Dan niat mereka juga baik untuk membantu saudara-saudara sebangsa dengan tanpa imbalan apapun selain mempromosikan mereka. Namun, mereka memang kurang memberikan kesan serius dan itulah yang membuat banyak pihak yang curiga dan menganggap mereka hanya akun ini hanya sekedar mengeruk followers semata.

Seharusnya kita menyikapinya dengan biasa saja. Jika kelihatannya tidak meyakinkan dan tidak suka, ya tinggalkan saja. Jika anda menganggapnya baik dan legit, atau sekadar menambah persiapan anda, ya ikuti saja.

Tapi sebenarnya bukan itu yang menjadi permasalahan yang terbesar. Masalahnya menurut saya adalah data-data yang diberikan di formulir tersebut.

Pada awal karena bertajuk CPNS, saya kira akun tersebut akan meminta NIK sebagai salah satu persyaratan mengisi formulir. Namun setelah menilik lebih lanjut, ternyata mereka hanya meminta nama, akun Instagram, asal wilayah dan asal kampus. Biarpun sekedar akun Instagram, data yang terkandung dalam akun tersebut bisa sangat banyak sekali. Dari akun Instagram bisa didapat berbagai informasi seperti e-mail dan nomor ponsel.

Di era sekarang, data pribadi adalah hal yang sangat sensitif sekali untuk dibagikan. Sudah banyak sekali kebocoran-kebocoran data yang bukan hanya disebabkan pihak dalam lingkup kecil. Sekelas Facebook saja bisa 'kebobolan'. Karena itu, seharusnya proses meminta suatu data dan memberikan suatu data harus benar-benar hati-hati dan penuh pertimbangan. (UPDATE: PEMERINTAH TERNYATA 'MEMBERIKAN' AKSES KE DATA PRIBADI KITA KEPADA PIHAK KETIGA)

Pemerintah kebetulan sudah memberi perhatian tentang persoalan perlindungan data pribadi ini. Pemerintah terus menggodok keamanan data pribadi lewat sistem elektronik dengan rancangan peraturan yang baru seperti Rancangan PP atas PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik  dan RUU Perlindungan Data Pribadi. Isunya bukan hanya dari si pemberi data yang keamanan datanya harus lebih dijamin lagi. Juga yang meminta atau yang diberikan data juga harus lebih bertanggung jawab terhadap keamanan data-data yang sudah diperoleh.

Satu contoh terhadapan perlindungan data pribadi adalah dari kasus fintech lending 'nakal'. Dengan modal data-data peminjam yang telah diberikan sebelumnya sebagai 'persyaratan pinjaman' mereka 'meneror' si peminjam agar sesegera mungkin membayar utang yang 'membengkak'. Tercatat berbagai LBH menerima berbagai kasus dengan aduan seperti ini. Malah sudah memakan korban jiwa, yang bunuh diri karena tidak membayar cicilan dan diteror terus-terusan.

Harus disadari, sekecil apapun data eletronik yang akan kita berikan, harus ditelaah lebih lanjut lagi kepada siapakan kita memberikan data tersebut. Cari tahu sampai akarnya jika dari awal kelihatan kurang meyakinkan. Karena dari sekedar username sosial mediapun akan ada banyak hal yang bisa digali dari sana. Dari hal yang remeh sampai hal yang benar-benar penting. Joke aside, saya kira ada manfaat lebih dari sebuah akun nyampah/akun klonengan/akun fangirling/akun alter dsb.

Mungkin mereka memang serius dengan kegiatan tersebut. Bagian pendaftaran dan kekurangan informasilah menurut saya membuat mereka terkesan tidak dipercaya. Lalu disambut dengan animo calon peserta yang tinggi namun mungkin kurang teliti, tidak membaca lebih lanjut tentang kegiatan tersebut. Mungkin menganggapnya mereka bekerja sama dengan lembaga resmi atau sejenisnya. Ketika menyadari tidak sesuai dengan ekspektasi dan kesannya menipu, dengan instan berbagai netizen yang mahabenar langsung ringan tangan untuk mengejek, memaki, dan lain sebagainya, termasuk menuding mereka hanya mengeruk keuntungkan dari sana. Dan seharusnya, bukan itu respon yang harusnya diberikan. Karena ternyata mereka terus memberikan klarifikasi terhadap kegiatan mereka tersebut (termasuk websitenya yang mengarah ke form pendaftaran try out).

Akhir kalam, untuk akun yang bersangkutan sebagai penyelenggara agar mempergunakan data yang sudah diberikan seperlunya saja dan melindungi data tersebut sebaik-baiknya. Sekaligus semoga sukses dalam kegiatannya. Dan bagi masyarakat dan khususnya generasi-generasi millenial dan Z (sebenarnya saya tidak suka juga dengan istilah tersebut, tapi yasudahlah...) yang kebanyakan tertarik atas info ini, harap lebih teliti dan berhati-hati lagi untuk membaca sesuatu sebelum memberikan respons atas sesuatu tersebut, termasuk memberikan data-data pribadi kepada pihak-pihak tertentu.

Karena di zaman yang penuh eksistensi dan publikasi diri, harap simpan data pribadi sebaik-baiknya sebagai sebagai satu-satunya 'privasi' yang harusnya tidak sembarangan diumbar-umbar.

Tabik.




PS: Sebenarnya saya ingin menulis lebih dalam tentang data pribadi ini. Karena saya juga kebetulan sedang mendalami hal ini dan mungkin tahu salahnya dimana. Tapi karena salah satu saudara kita sudah 'digoyang' orang atas dengan tuduhan pencemaran nama baik, lebih baik tidak jadi. Saya belum ngapa-ngapai di ibukota.

Comments

Popular Posts