Kompilasi 7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
#1
Dari ratusan film yang pernah ditonton, ada banyak yang berkesan. Namun, ada yang benar-benar berberkas, dan ditantangan ini harus disusun 3 saja. Oke, jadi inilah dia.
#1
Dari ratusan film yang pernah ditonton, ada banyak yang berkesan. Namun, ada yang benar-benar berberkas, dan ditantangan ini harus disusun 3 saja. Oke, jadi inilah dia.
Yang pertama, The Dark Knight.
Dari sekian superhero yang saya baca dan tonton, Batman tetap yang paling spesial. Saya mulai menonton animasi dan film live action dari "The Caped Crusader" ini sejak SD di stasiun televisi swasta. Mulai duo Kevin Conroy dan Mark Hamill dengan suara yang sangat ikonik sekali di serial animasinya, yang jadul dan agak modern versi Michael Keaton, yang aneh versi Joel Schumacher, sampai yang paling nyata versi Christian Bale. Dan juga yang sekarang versi Ben Affleck yang bantet dan kekar. Tapi, versi Christian Bale tetap paling membekas, terutama di film kedua dari Triloginya, The Dark Knight.
Di film ini banyak hal menarik. Batman disini benar-benar terasa sekali sebagai vigilante alias tukang main hakim sendiri yang nantinya akan menarik perhatian si musuh abadi dan terbaik, The Joker untuk bertarung dengannya. Sama halnya dengan Bale, Joker versi Heath Legder juga yang terbaik menurut saya. Badut konyol itu tetap membanyol tapi dengan strategi dan taktik perang untuk menguasai Gotham yang tidak hanya berhasil secara fisik, tapi psikis yang membuat Batman tersudut dan nyaris membuka topeng. Lebih gawat lagi, badut sedeng itu bisa menyeret si "Gotham White Knight" Harvey Dent menjadi bandit dengan memanfaatkan situasi dan "sedikit dorongan". Dan film diakhiri dengan Batman menepi dan menerima tuduhan kejahatan, terutama dari Harvey Dent yang sudah menjadi Two Face agar Gotham tetap aman. Ya, memangnya film superhero mana yang memaksa si pahlawan harus "pensiun" dan dituduh sebagai penjahat, bahkan sampai ke film terakhirnya?
Kedua, 5 Centimeters per Second.
Kedua, 5 Centimeters per Second.
Makoto Shinkai adalah maestro bagi saya. Karena Shinkai-san selalu bermain dengan paling tidak 3 faktor utama pada film animasinya yang selalu luar biasa. Jarak, cinta muda mudi yang penuh emosi, dan kualitas animasi yang menakjupkan adalah senjata yang membesarkan namanya. Dan yang paling baru, Your Name, berhasil meraih hasil yang luar biasa dari segi kuantitas (penghasilan) dan segi kualitas. Tapi bagi saya, 5 cm/second tetap menjadi sebuah cerita yang benar-benar dahsyat.
Kisah teman masa kecil, Akari dan Taki, yang pelan-pelan berubah menjadi perasaan suka. Namun sebelum sadar perasaan masing-masing, mereka sudah dipisahkan jarak. Lalu dengan sepucuk surat, mereka tetap berkomunikasi sebisa mungkin. Dan pada akhirnya, mereka bisa bertemu setelah berpisah untuk yang pertama kalinya. Sebuah perjalanan emosional Taki untuk bertemu Akari adalah manifestasi sebuah cinta yang benar-benar polos dan tulus. Namun, manusia jarang menang melawan jarak. Karena itu, mereka berdua pada akhirnya dipaksa "kalah" dengan sangat menyakitkan. Dan untuk orang-orang yang juga "kalah" dengan jarak, menonton film ini seperti menabur garam ke luka yang menganga. Sebuah film animasi romansa yang benar benar menguras emosi seperti memerah jeruk sampai tak bersisa.
Yang terakhir adalah The Raid.
Kisah teman masa kecil, Akari dan Taki, yang pelan-pelan berubah menjadi perasaan suka. Namun sebelum sadar perasaan masing-masing, mereka sudah dipisahkan jarak. Lalu dengan sepucuk surat, mereka tetap berkomunikasi sebisa mungkin. Dan pada akhirnya, mereka bisa bertemu setelah berpisah untuk yang pertama kalinya. Sebuah perjalanan emosional Taki untuk bertemu Akari adalah manifestasi sebuah cinta yang benar-benar polos dan tulus. Namun, manusia jarang menang melawan jarak. Karena itu, mereka berdua pada akhirnya dipaksa "kalah" dengan sangat menyakitkan. Dan untuk orang-orang yang juga "kalah" dengan jarak, menonton film ini seperti menabur garam ke luka yang menganga. Sebuah film animasi romansa yang benar benar menguras emosi seperti memerah jeruk sampai tak bersisa.
Yang terakhir adalah The Raid.
Jujur saja, saya kurang menyukai film-film buatan anak negeri. Karena yah... tahu sendirilah (silahkan tafsirkan sendiri :D). Mungkin yang bagus ada juga seperti film-film biografi, yang berdasarkan sebuah sejarah, film-film tentang perjuangan dan inspirasi dan yang seperti itu. Mungkin yang mengena bagi saya cuma Laskar Pelangi. Itupun tidak terlalu, karena ceritanya tidak sebanding dengan yang ada di novelnya. Tapi, ketika The Raid ada, semuanya menjadi sedikit berbeda... dan juga ketika saya mengenal Raditya Dika. Tapi saya mau membahas The Raid saja.
Premisnya sangat sederhana. Tentang sekelompok pasukan polisi yang menyerbu ke sebuah gedung yang diduga sebagai markas gembong penjahat. Tapi penyerbuan ini gagal total ketika mereka sudah disambut oleh empunya markas. Dengan anggota yang tersisa, para polisi tadi berusaha keluar dari markas itu. Namun, premis yang sederhana ini menjadi luar biasa dengan suasana yang mencekam, aksi baku tembak yang liar, dan yang paling menakjubkan, koreo dari pekelahiannya yang kebanyakan dari bela diri Silat khas Indonesia. Ada lagi, sumpah serapah! Ya, baru kali ini saya menyaksikan film Indonesia dengan serapahan sebanyak itu. Ah, intinya The Raid adalah sesuatu yang sangat segar sekali saat itu ketika film Indonesia hanya ada drama, romansa, dan semi-porno yang berkedok horor. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Om Gareth Evans, Om Iko Uwais, Om Joe Taslim, Om Yayan "Mad dog" Ruhian dan kru The Raid yang sudah berhasil membawa film aksi Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi, dan bahkan masih mau menggarap film dengan tema yang identik (Headshot) lima tahun kemudian.
Itulah dia. Bagi yang belum pernah menonton ketiga film diatas, silahkan tonton saja. Dijamin tidak mengecewakan!
#2
Sekitar satu setengah jam lewat, kami sudah sampai di Funland, sebuah taman bermain. Dia sepanjang jalan hanya tertidur dan baru terbangun ketika saya sudah memarkirkan mobil. Tapi saya teringat satu hal, keuangan saya sedang cekak. Karena, sehabis ujian hari senin saya langsung balik ke kampung halaman. Dan kalau tidak salah, uang yang ada di dompet saya sudah tinggal akomodasi ujian dan pulang kampung. Sebenarnya, saya agak malu mengakuinya, walaupun saya sudah mengaku banyak hal-hal konyol bin ajaib kepadanya. Tapi kalau soal uang itu lain pasal. "Woi, uangku tinggal seadanya ini. Kalau kurang, tambahin ya." Tapi, dia tetawa dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Dua buah tiket dengan tulisan free pass. "Santai aja, hari ini semuanya gratis." Mendengar kata gratis, saya langsung antusias. "Oh ya ayoklah masuk, jangan lama-lama disini kita kena terik." Dia juga tak kalah antusias dengan memegang tangan saya dan menarik saya ke pintu masuk taman bermain itu.
Saya selalu berpikir kalau dia adalah teman saya, paling jauh mungkin sahabat. Jelas, karenasaya masih mempunyai pacar dan dia bukanlah tipe saya sangat bertolak belakang dengan berisiknya dan hebohnya (ditambah lagi dia fans MU). Tapi, sepanjang hari itu dia terlalu berlebihan sebagai seorang sahabat. Dia tidak pernah berusaha untuk melepas tangan saya dari genggamannya. Dan juga, tidak pernah melunturkan senyumnya itu dari bibirnya. Dan saya teringat dengan sebuah fakta yang katanya, laki-laki bersahabat dengan perempuan adalah kebohongan paling besar dalam peradaban manusia. Walau sebenarnya enggan, entah kenapa saya malah selalu deg-degan dengan genggaman dan senyumannya.
Kami pulang menjelang petang. Perbedaannya, dia terjaga dan kami mengobrol banyak hal sepanjang perjalanan. Dia memang terasa sekali sebagai seorang sahabat di satu sisi, dan sangat terasa sekali sebagai seorang... yah itulah. Tapi, saya masih tetap mempertahankan kewarasan saya. Namun kewarasan saya hampir runtuh ketika saya turun dan dia berterimakasih untuk hari ini dengan mata bekaca-kaca. Entah apa tujuannya, namun hal itu sangat mengganggu pikiran.
Sejak saat itu, kami tidak saling menghubungi sampai sebelum ujian SBMPTN. Entah kenapa, saya yang malah mengucapkan selamat ujian terlebih dahulu kepadanya. Yang balasannya datang setelah ujian selesai. Namun, balasan itu membuat saya terkejut. Dia berbohong.
Ternyata dia berbohong soal kelulusannya. Dia sudah lulus SNMPTN di universitas dan jurusan yang saya inginkan di pilihan pertama. Jadi, hari itu dia tidak ujian, melainkan sedang daftar ulang. Dan hari sabtu itu adalah hari terakhir kami bersama. Dan yang lebih mengejutkan, dia selalu ingin menjadi lebih dari sahabat. Namun karena sadar tidak bisa, hari sabtu lalu adalah pelampiasannya sebelum dia tidak bisa melihat saya lebih lama lagi. Karena itu waktu itu dia menangis.
Perasaan saya waktu itu campur aduk. Antara senang, bingung, emosi dan kecewa. Dan pada akhirnya, rasa kecewa karena dibohongi terutama soal dia yang ternyata lulus itu bertindak lebih banyak. Dengan balasan singkat, saya berterima kasih kepadanya karena sudah mau berteman dan mudah-mudahan dia baik-baik saja di ujung sana. Setelah dia membalas dengan emoji tersenyum sambil menangis, saya hapus kontak dia dari BBM. Itu pertama kalinya saya memutuskan persahabatan secara langsung.
Ketika tema tantangan hari kedua adalah soal sahabat, makanya saya kembali teringat dengan dia. Karena yah... dia yang tak pernah saya ceritakan kepada siapapun sampai pada tulisan hari ini. Dan karena itu, saya mencoba mencari akun sosial medianya. Dia tidak banyak berubah. Hanya sedikit lebih tinggi dan jauh lebih dewasa. Dan tentu saja, tetap dengan jersey MU dan senyum sumringah, terutama ketika MU memenang UEL. Jujur, saya ingin menyapanya, tapi tidak berani. Karena saya merasa bersalah ketika meingingat waktu itu. Tapi, kalaupun ingin bertegur sapa kembali, saya ingin melakukannya langsung, dan di warung mi tempat kami sering bertemu dulu.
Semoga kita bisa bertemu lagi ya. Kita belum nobar MU vs Liverpool soalnya.
#3
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Saya adalah orang yang agak lambat akrab dengan orang baru. Entah kenapa, mungkin sudah bawaan. Namun, bukan berarti saya tak bisa akrab dengan seseorang hanya dalam hitungan jam. Tapi, jika ada beberapa hal dan karakter yang menarik dalam diri seseorang tersebut, bisa jadi malah saya yang tertarik lebih dulu untuk berinteraksi dengannya. Dalam tantangan ini harus ada tiga. Jadi inilah dia.
Yang pertama adalah humoris.
Yah, tentunya siapa yang tak senang dengan orang yang hobi melawak. Karena lawakan-lawakan dengan dia, ngobrol berapa jam pasti tahan. Tanpa cemilan atau minumanpun tak masalah, asalkan disela-sela obrolan dia menyelipkan guyonan yang mengocok perut. Ya tapi sehabis mengobrol, pasti langsung lapar. Karena pengalih laparnya sudah berakhir...
Yang kedua adalah ambisius.
Seseorang dengan ambisi yang luar biasa terhadap sesuatu akan selalu menarik perhatian saya. Bedanya, ketika dia berambisi untuk sesuatu yang positif dengan cara yang positif, saya akan memberi dukungan sebisa mungkin. Kalau kebalikannya, bisa jadi bakalan jadi bahan gunjingan saya dibelakang. Eh, astaga... dosa ah ngegosip...
Yah, intinya saya sangat suka dengan sifat ambisius. Karena saya sendiri agak kurang lebih tidak ambisius. Makanya, dengan melihat orang penuh ambisi melakukan sesuatu, saya sedikit banyak bakal terhanyut juga untuk ikut berambisi dalam kehidupan sehari-hari saya.
Yang ketiga adalah maniak bola.
Seperti kisah sahabat saya yang sebelumnya, saya bisa berkenalan dengan entah siapa, di sebuah warung mi yang baru beberapa kali saya kunjungi, dan orang itu menghina Liverpool saya. Namun, dengan gila bolanya itu, dia bisa menjadi sahabat saya... maksudnya pernah menjadi sahabat saya. Jadi, tentunya entah siapa saja yang tiba-tiba bergumam tentang sebuah klub dengan antusias atau apatis, atau tentang bursa transfer yang sudah mirip gosip ibu-ibu komplek, atau debat sampai kiamat fans Messi dan Ronaldo, bukan hanya tertarik, bisa jadi saya nimbrung dan ikut meramaikan, atau merusuh. Hahaha...
#4
#5
#6
#7
Premisnya sangat sederhana. Tentang sekelompok pasukan polisi yang menyerbu ke sebuah gedung yang diduga sebagai markas gembong penjahat. Tapi penyerbuan ini gagal total ketika mereka sudah disambut oleh empunya markas. Dengan anggota yang tersisa, para polisi tadi berusaha keluar dari markas itu. Namun, premis yang sederhana ini menjadi luar biasa dengan suasana yang mencekam, aksi baku tembak yang liar, dan yang paling menakjubkan, koreo dari pekelahiannya yang kebanyakan dari bela diri Silat khas Indonesia. Ada lagi, sumpah serapah! Ya, baru kali ini saya menyaksikan film Indonesia dengan serapahan sebanyak itu. Ah, intinya The Raid adalah sesuatu yang sangat segar sekali saat itu ketika film Indonesia hanya ada drama, romansa, dan semi-porno yang berkedok horor. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Om Gareth Evans, Om Iko Uwais, Om Joe Taslim, Om Yayan "Mad dog" Ruhian dan kru The Raid yang sudah berhasil membawa film aksi Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi, dan bahkan masih mau menggarap film dengan tema yang identik (Headshot) lima tahun kemudian.
Itulah dia. Bagi yang belum pernah menonton ketiga film diatas, silahkan tonton saja. Dijamin tidak mengecewakan!
#2
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Sebenarnya saya bingung tentang siapakah yang pantas dipanggi sahabat diantara teman-teman saya sekarang, apalagi yang ada di masa lalu. Karena, entah kenapa setiap selesai sebuah jenjang pendidikan, pertemanan yang lama itu rasanya hambar. Tapi, ada seseorang yang hanya sebentar saja, tapi entah kenapa mungkin dia bisa saya panggil sebagai sahabat. Dan inilah sedikit yang bisa saya ingat dari dia.
######
Waktu itu, di 2014, dimana saya lagi sibuk-sibuknya berjuang unutk menembus PTN. Salah satu usaha saya adalah dengan les intensif di ibukota provinsi. Dengan kata lain, saya sudah harus hidup sendiri sebelum memulai masa perkuliahan. Jujur saja, itu adalah hari-hari yang memuakkan. Bergulat dengan soal dan materi adalah makanan sehari-hari yang herusnya membuat sayah muntah. Ditambah dulu saya terlalu percaya diri sudah lulus lewat jalur Undangan (SNMPTN), jad agak enggan untuk belajar terlalu keras.
Di tempat les itu, saya adalah yang paling aneh. Selalu datang paling lama, pulang paling cepat, dan hanya mengerjakan soal-soal tanpa bertanya kepada tentor diluar jam les. Dan ada satu keanehan saya lagi, selalu makan siang diluar. Maksudnya walaupun sebenarnya nasi padang itu bisa dibungkus dan dimakan bersama teman-teman yang membawa bekal, tapi entah kenapa saya tidak pernah melakukan itu. Paling-paling hanya melihat mereka makan, atau sesekali mencomot makanan mereka baru saya keluar mencari makan.
Biasanya saya makan di sebuah warung nasi padang di dekat tempat les. Namun, setelah beberapa kali, saya agak bosan. Dan suatu hari saya mencoba mencari kuliner baru di sekitar les. Ya, saya juga bingung saya ke situ mau les apa wisata kuliner. Dan ketemulah satu warung mi ayam dan bakso. Dan setelah dicoba, waduh... mankyos... Jadilah warung mi tadi adalah alternatif untuk makan siang saya.
Suatu hari ketika giliran mi ayam bakso yang saya santap, saya sedang berkeluh kesah perihal pertandingan terakhir Liverpool di Liga Inggris. Walaupun menang, tetap saja tidak menggoyahkan Manchester biru langit untuk mengangkat trofi untuk sekali lagi dengan gelimangan uang minyak dari Timur Tengah sana. Mendadak dibelakang saya ada yang tertawa. Sebenarnya tidak ada masalah siapapun yang tertawa. Tapi yang menjadi masalah, dia tertawa, kemudian berkata "Yaelah, sedihnya gitu amet. Kan Liverpool emang udah biasa gagal maning." Kata-kata lumayan menyerangnya membuat darah militer pendukung layar streaming dan live score mendidih dan berbalik untuk melihat siapa yang cukup berani berkata begitu. Saya melongo melihat dia, dengan senyum jahil dan kuah yang belepotan, serta mengenakan jersey Manchester United dibalik cardigannya itu. Meledaklah tawa saya melihat dia rupanya pendukung klub yang hobi sedekah poin ke rival-rivalnya, dan berakhir di posisi 7 setelah musim yang lalu jadi juara.
Dia tidak terima dan mengangkat mangkuknya ke meja saya dan mulai mengoceh soal 20 trofi yang sudah diraih MU. Kalau yang itu jelas saya tidak bisa berkomentar apa-apa. Walau Liverpool punya 18, tapi yang terakhir kali diraih tahun 1990. Sudah tidak relevan sama sekali. Makanya, ketika ada celah, saya membelokkan arah pembicaraan ke Liga Champions yang mana Livepool sudah mengangkat si kuping besar lima kali dan MU baru tiga kali. Dasar keras kepala, dia tidak terima dan tetap mengoceh soal 20 trofi itu. Sialan, ini anak enggak mau kalah. Dan akhirnya saya menyerah meladeni omongannya. Dan, hari itu adalah awal mula kami berteman.
Ada banyak kesamaan diantara kami. Sangat nyambung bicara tentang sepakbola adalah yang paling utama. Sama-sama suka dengan Stand Up Comedy, dan akan masuk ke jurusan yang sama. Sedikit perbedaan, dia adalah penyuka pop culture dari barat, kebalikan dari saya yang suka ketimuran (baca : Jejepangan). Walau hanya bertemu di warung mi tadi, kami kadang mengobrol sampai sore sangkin asyiknya. Atau paling tidak, kami saling ajar-mengajari. Saya mengajari dia sejarah dan sosiologi, dia mengajari saya tentang soal tes potensi akademik dan hitung-hitungan. Entah kenapa dia lumayan jago untuk soal hitung-hitungan tapi mau masuk jurusan Hukum. Padahal ada Akuntansi.
Dan ketika pengumuman SNMPTN, saya kalah. Sial. Hari itu adalah salah satu hari terburuk saya. Dan di hari itu juga, saya hanya didepan laptop menonton entah apa saja sambil mencoba melupakan kata-kata "maaf anda tidak lulus" itu. Dan saya hampir melupakan semuanya selain keluarga saya, termasuk dia dan pacar saya. Besoknya dia mengirim pesan BBM yang isinya menanyakan apakah saya lulus atau tidak. Dengan enggan, saya kirim saja screenshot dari pengumuman itu. Dan dia membalasnya dengan emoji tertawa. Ya, ini anak udah keterlaluan. Tapi, pesan selanjutnya mengatakan kalau dia juga tidak lulus...
Ketika kami kembali bertemu di warung mi langganan, dia bukan seperti orang baru tidak lulus. Memang dia orangnya ceria dan berisik, tapi yang ini terlalu aneh untuk ditertawakan. Tapi, dia tidak henti-hentinya menyuarakan agar tetap semangat dan harus lulus di SBMPTN. Ngomong sih mudah, tapi semua juga tahu kalau soalnya susah. Tapi, dia berjanji akan menyemangati saya, dan saya juga menyemangati dia. Saya iyakan saja biar berisiknya cepat selesai.
Tapi, dia tidak berbohong. Dia terus mengirim pesan penyemangat setiap hari. Namun, saya hanya membalas dengan 'iya, oke, atau siap'. Namun, saya tertegun ketika suatu hari dia mengirimkan sebuah pesan yang berbunyi, "Ingatlah segala alasan yang ingin membuatmu lulus agar semangat itu kembali lagi." Saya tertegun. Dan saya mengingat kembali kenapa saya ingin lulus. Jelas, ingin membanggakan orang tua saya dan menghemat uang mereka agar tak menyekolahkan saya di swasta dan juga membanggakan mantan pacar saya. Karena itu, saya termotivasi lagi dan mulai bersemangat lagi untuk belajar dan lulus nantinya. "Thank you. Semoga, kita sama-sama lulus nantinya." balas saya.
Dan selanjutnya, banyak perubahan setelah itu. Soal yang datang paling lama tidak berubah memang. Tapi sebagai gantinya, saya juga pulang paling lama. Sibuk tentoran sana sini, diskusi sana sini, dan bahas soal sana sini. Dan waktu itu memang sudah tidak sempat lagi untuk ke warung mi seperti biasa. Dan dia juga sudah maklum, karena dia juga sepertinya sibuk juga seperti saya. Dan untuk beberapa saat, kami hanya bertegur sapa lewat pesan BBM.
H-2 sebelum ujian SBMPTN, tempat les saya mengadakan doa pemberangkatan bagi siswanya. Saya agak malas datang waktu itu kalau tidak tergoda dengan nasi kotak. Sebelum saya berangkat, paginya dia menghubungi saya. "Hari ini mau kemana?" tanyanya. "Ada doa pemberangkatan di les. Lumayan ada nasi kotak. Lepas makan siang." balas saya enteng. "Halah, doa doang. Sini ke tempat biasa sekarang, ada yang penting." balasnya lagi. Ketika saya bertanya pentingnya apa ketimbang makan siang gratis, dia memaksa terus agar datang. Karena tidak punya pilihan, dan entah kenapa tidak enak menolak, maka saya meluncur ke warung itu dan melupakan makan siang gratis itu.
Sesampainya di warung, saya tidak melihat batang hidungnya, didalam warung, diluar warung, atau dipinggir selokan warung. Sudah akan mengumpat karena dustanya itu, seseorang menepuk bahu saya dari belakang. Dan ketika menoleh, ternyata dia, dengan senyum jahilnya. Ketika saya bertanya apa yang penting, dia malah menyuruh saya untuk mengikutinya ke sebuah mobil. Dia mengambil tempat duduk di samping supir dan saya di tengah. "Lah, ngapain dibelakang? Emang ini mobil bisa jalan sendiri." katanya. Saya melihat memang tidak ada supir, dan berpikir arti kalimatnya barusan. "Hah, maksudmu aku yang nyetir?" Dia mengangguk senang. "Lah, kan kamu sendiri yang bilang kamu bisa." Dan lagi-lagi saya sudah akan mengumpat, tapi menggantinya dengan helaan nafas panjang. Kemudian pindah ke tempat duduk supir sambil bertanya kemana. "Funland!" Lagi-lagi saya ternganga dengan jawabannya. "Kesana itu satu setengah jam lo, bisa lebih apalagi hari ini hari Sabtu." keluh saya. "Ya, cepetan dong. Biar gak lama kali." katanya lagi-lagi dengan senyum jenaka. "Sekalian nyari angin lo. Senin udah ujian, yah paling enggak hari ini bisa santai dong." lanjutnya. Saya menghela nafas sekali lagi dan memasukkan gigi satu tanda setuju dengan idenya.
Saya selalu berpikir kalau dia adalah teman saya, paling jauh mungkin sahabat. Jelas, karena
Kami pulang menjelang petang. Perbedaannya, dia terjaga dan kami mengobrol banyak hal sepanjang perjalanan. Dia memang terasa sekali sebagai seorang sahabat di satu sisi, dan sangat terasa sekali sebagai seorang... yah itulah. Tapi, saya masih tetap mempertahankan kewarasan saya. Namun kewarasan saya hampir runtuh ketika saya turun dan dia berterimakasih untuk hari ini dengan mata bekaca-kaca. Entah apa tujuannya, namun hal itu sangat mengganggu pikiran.
Sejak saat itu, kami tidak saling menghubungi sampai sebelum ujian SBMPTN. Entah kenapa, saya yang malah mengucapkan selamat ujian terlebih dahulu kepadanya. Yang balasannya datang setelah ujian selesai. Namun, balasan itu membuat saya terkejut. Dia berbohong.
Ternyata dia berbohong soal kelulusannya. Dia sudah lulus SNMPTN di universitas dan jurusan yang saya inginkan di pilihan pertama. Jadi, hari itu dia tidak ujian, melainkan sedang daftar ulang. Dan hari sabtu itu adalah hari terakhir kami bersama. Dan yang lebih mengejutkan, dia selalu ingin menjadi lebih dari sahabat. Namun karena sadar tidak bisa, hari sabtu lalu adalah pelampiasannya sebelum dia tidak bisa melihat saya lebih lama lagi. Karena itu waktu itu dia menangis.
Perasaan saya waktu itu campur aduk. Antara senang, bingung, emosi dan kecewa. Dan pada akhirnya, rasa kecewa karena dibohongi terutama soal dia yang ternyata lulus itu bertindak lebih banyak. Dengan balasan singkat, saya berterima kasih kepadanya karena sudah mau berteman dan mudah-mudahan dia baik-baik saja di ujung sana. Setelah dia membalas dengan emoji tersenyum sambil menangis, saya hapus kontak dia dari BBM. Itu pertama kalinya saya memutuskan persahabatan secara langsung.
######
Ketika tema tantangan hari kedua adalah soal sahabat, makanya saya kembali teringat dengan dia. Karena yah... dia yang tak pernah saya ceritakan kepada siapapun sampai pada tulisan hari ini. Dan karena itu, saya mencoba mencari akun sosial medianya. Dia tidak banyak berubah. Hanya sedikit lebih tinggi dan jauh lebih dewasa. Dan tentu saja, tetap dengan jersey MU dan senyum sumringah, terutama ketika MU memenang UEL. Jujur, saya ingin menyapanya, tapi tidak berani. Karena saya merasa bersalah ketika meingingat waktu itu. Tapi, kalaupun ingin bertegur sapa kembali, saya ingin melakukannya langsung, dan di warung mi tempat kami sering bertemu dulu.
Semoga kita bisa bertemu lagi ya. Kita belum nobar MU vs Liverpool soalnya.
#3
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Saya adalah orang yang agak lambat akrab dengan orang baru. Entah kenapa, mungkin sudah bawaan. Namun, bukan berarti saya tak bisa akrab dengan seseorang hanya dalam hitungan jam. Tapi, jika ada beberapa hal dan karakter yang menarik dalam diri seseorang tersebut, bisa jadi malah saya yang tertarik lebih dulu untuk berinteraksi dengannya. Dalam tantangan ini harus ada tiga. Jadi inilah dia.
Yang pertama adalah humoris.
Yah, tentunya siapa yang tak senang dengan orang yang hobi melawak. Karena lawakan-lawakan dengan dia, ngobrol berapa jam pasti tahan. Tanpa cemilan atau minumanpun tak masalah, asalkan disela-sela obrolan dia menyelipkan guyonan yang mengocok perut. Ya tapi sehabis mengobrol, pasti langsung lapar. Karena pengalih laparnya sudah berakhir...
Yang kedua adalah ambisius.
Seseorang dengan ambisi yang luar biasa terhadap sesuatu akan selalu menarik perhatian saya. Bedanya, ketika dia berambisi untuk sesuatu yang positif dengan cara yang positif, saya akan memberi dukungan sebisa mungkin. Kalau kebalikannya, bisa jadi bakalan jadi bahan gunjingan saya dibelakang. Eh, astaga... dosa ah ngegosip...
Yah, intinya saya sangat suka dengan sifat ambisius. Karena saya sendiri agak kurang lebih tidak ambisius. Makanya, dengan melihat orang penuh ambisi melakukan sesuatu, saya sedikit banyak bakal terhanyut juga untuk ikut berambisi dalam kehidupan sehari-hari saya.
Yang ketiga adalah maniak bola.
Seperti kisah sahabat saya yang sebelumnya, saya bisa berkenalan dengan entah siapa, di sebuah warung mi yang baru beberapa kali saya kunjungi, dan orang itu menghina Liverpool saya. Namun, dengan gila bolanya itu, dia bisa menjadi sahabat saya... maksudnya pernah menjadi sahabat saya. Jadi, tentunya entah siapa saja yang tiba-tiba bergumam tentang sebuah klub dengan antusias atau apatis, atau tentang bursa transfer yang sudah mirip gosip ibu-ibu komplek, atau debat sampai kiamat fans Messi dan Ronaldo, bukan hanya tertarik, bisa jadi saya nimbrung dan ikut meramaikan, atau merusuh. Hahaha...
#4
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Di sosial media saya pernah punya friendlist yang berjumlah seribu lebih. Entah darimana saja orang-orang itu. Entah memang satu kota, entah satu hobi, entah temannya teman, entah juga agen, agen MLM. Dan setelah menyadari terlalu bodohnya saya mempunyai "teman" sebanyak itu, akhirnya hampir separuh lebih saya berangus. Yang sekarang hanya terdiri dari teman-teman alumni SD, SMP, SMA, teman-teman kuliah, teman-teman seperhobian, dan seller-seller action figure yang hobi menyebar "racun".
Namun, agar berbeda di media sosial saya yang berbasis gambar dan video alias Instagram pada akun khusus Toy Photographer saya. Disana, nyaris semuanya tidak saya kenal. Karena entah dari belahan dunia manapun jika tertarik dengan karya entah siapa, biasanya dengan ringan tangan akan menekan tombol follow. Dan diantara mereka, ada satu yang ingin saya temui. Dia si toy photographer dengan username Instagram @esste.kun.
Fotonya selalu karakter Saber dari anime Fate Series atau Rem dari Re:Zero series, Rei Ayanami dari Evangelion dan beberapa karakter lainnya yang saya tidak ketahui. Maklum, saya bukan weeaboo kelas berat hahaha...
Saya menyukai karyanya karena dia selalu menggunakan tehnik yang sama, bokeh. Bokehnya juga bukan sembarangan dan ditambah dengan komposisi warna-warna yang menyegarkan. Juga, saya juga menyukai karakter Saber dan Rem (ladur memang, hahaha...). Waktu pertama kali saya melihat fotonya, saya langsung tertarik dan follow dia sambil memberi like pada fotonya sebanyak mungkin (dan dia follow back saya, hahaha...).
Karena karyanya itu, saya ingin duduk bareng sambil minum kopi dan ngobrol soal tehnik-tehnik yang dia pakai. Karena, toy photographer seperti dia lumayan jarang ada berkeliaran. Juga karena genre foto saya dan dia hampir mirip, saya juga ingin sedikit-sedikit mencuri ilmu dari dia. Siapa tahu saya bisa sebaik, atau melebihi dia, ahahaha...
Tapi, sepertinya itu mustahil. Karena dengan nama profil Esteban dan beberapa caption fotonya berbahasa Spanyol. Jelas dia berada jauh di ujung dunia sana. Tapi ngobrol-ngobrol lewat DM Instagram juga tidak apa-apa sih. Ya kan, mi amigo?
NB : Bagi para weeaboo-tachi, follow tuh Instagram dia.
Saya menyukai karyanya karena dia selalu menggunakan tehnik yang sama, bokeh. Bokehnya juga bukan sembarangan dan ditambah dengan komposisi warna-warna yang menyegarkan. Juga, saya juga menyukai karakter Saber dan Rem (ladur memang, hahaha...). Waktu pertama kali saya melihat fotonya, saya langsung tertarik dan follow dia sambil memberi like pada fotonya sebanyak mungkin (dan dia follow back saya, hahaha...).
Karena karyanya itu, saya ingin duduk bareng sambil minum kopi dan ngobrol soal tehnik-tehnik yang dia pakai. Karena, toy photographer seperti dia lumayan jarang ada berkeliaran. Juga karena genre foto saya dan dia hampir mirip, saya juga ingin sedikit-sedikit mencuri ilmu dari dia. Siapa tahu saya bisa sebaik, atau melebihi dia, ahahaha...
Tapi, sepertinya itu mustahil. Karena dengan nama profil Esteban dan beberapa caption fotonya berbahasa Spanyol. Jelas dia berada jauh di ujung dunia sana. Tapi ngobrol-ngobrol lewat DM Instagram juga tidak apa-apa sih. Ya kan, mi amigo?
NB : Bagi para weeaboo-tachi, follow tuh Instagram dia.
#5
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Kalau ditanya apa yang aneh dari saya sampai bisa membuat orang lain tidak nyaman, yah...
Kalau ditanya apa yang aneh dari saya sampai bisa membuat orang lain tidak nyaman, yah...
Saya tidak tahu sebenarnya.
Karena suatu hari ketika saya duduk sambil berdiam diri dikelas, memakai headphone dan kupluk, ada seorang teman yang melihat saya seperti orang aneh.
Suatu hari lagi, karena saya adalah ehm... weeaboo kampungan, jadi kadang-kadang saya bisa bicara sangat berantakan. Bahasa Indonesia yang dicampur Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang (Weeaboo). Dan ada seseorang juga yang mengatakan saya aneh.
Dan hobi saya yang selalu memakai jaket apapun cuacanya, entah mendung nan gelap, hujan badai halilintar petir menyambar-nyambar, atau terik seperti matahari hanya ada satu inci diatas ubun-ubun. Dan lagi-lagi orang memanggil saya aneh.
Dan ketika saya mengaku kalau saya fans Liverpool, astaga... saya dibilang aneh lagi. Padahal yang mengatakan saya aneh karena itu adalah fans Manchester City, Paris Saint Germain, Barcelona, dan Real Madrid. Dan yang tertawa karena itu adalah seorang teman fans (karbit) Leicester City.
Dan bisa saya simpulkan bahwa, tidak ada yang aneh dari sana... kecuali yang kedua, mungkin. Karena ayolah, apakah belajar bahasa hanya belajar teori tanpa praktek? Tentu tidak.
Jadi, kalau dikatakan aneh, itu ya tergantung perspektif. Perspektif saya. Enggak tahu kalau yang lain...
#6
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Setiap orang akan melalui hari esok. Tapi kalau besok dia mati... itu lain cerita. Tapi, anggaplah semuanya yang membaca ini bisa hidup sampai berpuluh tahun kedepan (aamiin!). Dan jika ditanya tentang apa harapanmu untuk hari esok, saya sebenarnya malas menjawab.
Setiap orang akan melalui hari esok. Tapi kalau besok dia mati... itu lain cerita. Tapi, anggaplah semuanya yang membaca ini bisa hidup sampai berpuluh tahun kedepan (aamiin!). Dan jika ditanya tentang apa harapanmu untuk hari esok, saya sebenarnya malas menjawab.
Karena, kalau saya bilang A sekarang, bisa jadi kenyatannya dimasa depan malah Z. Atau malah jadi AB, atau XYZ. Mengerti maksudnya?
Tapi, kata orang-orang, tidak ada salahnya untuk berharap tentang apa yang akan dilakukan untuk kedepannya. Dan kata orang lagi, berusahalah sekuat tenaga untuk membuat harapan dan impian menjadi kenyataan. Saya tahu yang kedua itu bisa mudah, bisa susah.
Tapi yah, karena memang tidak ada salahnya berharap, maka inilah yang saya harapkan untuk masa depan saya, paling tidak 5 sampai 10 tahun kedepan.
Yang pertama, jelas bekerja. Terserah. Apa saja, dimana saja, asalkan halal. Dan menghasilkan sebuah penghasilan yang "layak". Yang hasil dari itu bisa menghidupi saya di perantauan nun jauh dan liar, kemudian memberikan separuh untuk kedua orang tua saya, dan sisanya ditabung untuk modal melamar anak gadis orang dan juga melunaskan tunggakan pre order action figure saya.
Yang kedua, yang utama lagi paling utama adalah berkeluarga. Mempunyai istri yang kawaii dan sholeha yang akan menjadi ibu bagi anak-anak saya. Yang nantinya mudah-mudahan sampai putus nafas saya, akan saya rawat dan jaga agar tetap pada kebaikan. Karena melihat keadaan yang kelewat kacau balau sekarang, jelas saya tidak mau keluarga saya menjadi seperti itu juga.
Yang terakhir... saya bingung. Apa yah? Mungkin saja... menjadi penulis. Karena, apapun pekerjaan saya nantinya, saya tetap akan menjadikan penulis sebagai sesuatu yang harus saya lakukan suatu saat nanti. Saya memang sudah menulis sejak SMP. Tapi ketika SMA dan mengenal Raditya Dika, juga penulis-penulis hebat lainnya, saya ingin sekali membagikan apa yang ada dikepala saya kepada orang banyak. Baik fiksi ataupun pengalaman sehari-hari. Saya ingin sekali berbagai tentang apa yang saya rasakan dan saya pikirkan. Yang mudah-mudahan bisa menginspirasi, menjadi pelajaran, atau menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti lembaran buku saya yang sudah usang nantinya akan digunakan oleh penjual di pasar sebagai bungkus ikan teri atau ikan asin.
Semoga apapun yang diharapkan di masa depan nantinya menjadi kenyataan, atau paling tidak lebih baik dari kenyataan.
Aamiin...
Beliau sudah akan menyelesaikan bukunya yang kedelapan.
Saya bahkan masih di bab sekian di (calon) novel saya... |
#7
7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE: @zog5070k)
Langkah yang Tersesat
Kaki ini kembali melangkah salah
Pikiran ini kembali mengarah lengah
Dan badan ini sudah kokoh dengan payah
Sekali lagi aku terjebak
Dalam putaran takdir penuh kesalahan
Entah yang keberapa kali
Aku ingin mengutuk Sang Maha Pemberi
Karena setiap kali menengadahkan tangan di kelamnya malam
Hanya satu pinta hamba hina ini
Tunjuki aku jalan yang lurus
Tapi lagi-lagi yang kau beri hanya ampas kopi
Maafkan aku sudah mengutuk kuasamu
Tapi, Yang Maha Kuasa, kau tahu kondisi hambamu ini
Penuh dengan peluh, tanda tanya, dan kekosongan
Apakah hamba sudah salah melangkah?
Aku tak berarah
Kakiku sudah melangkah teramat lemah
Pikiranku sudah berpikir terlampau lelah
Badanku sudah tegak terlalu payah
Tuhan, izinkan aku sujud lebih banyak lagi
Kalau bisa, sampai tanah ini retak karenanya
Tuhan, izinkan aku meminta kepadamu lebih banyak lagi
Kalau bisa, sampai bibir ini tidak bisa lagi mengucap harap
Karena hanya kepadamulah muara doa
Walau hambamu lebih hina dari ampas kopi
Karena itu izinkanlah
Langkah terakhir ini bukan langkah yang tersesat
Untuk sekali ini, dan selamanya...
######
Jadi, akhirnya tantangan ini selesai juga. Terima kasih kepada basabasi store yang memberikan tantangan. Lumayanlah, pikiran saya diperas lagi untuk menulis. Untuk buku, saya ingin Kesialan Orang Lajang karya Franz Kafka. Saya menginginkannya karena judulnya sukses besar mengail saya dalam sekali pandang, hahaha...
Jadi, terima kasih sekali lagi kepada basabasi store karena sudah membuat tantangan menulis yang memaksa para penulis-penulis untuk terus latihan berpikir kreatif. Dan terima kasih kepada semua yang sudah mengunjungi blog ini. Silahkan dikunjungi dilain hari, siapa tahu tulisan saya menarik bagi anda.
Comments
Post a Comment