Sedikit Cerita dari Seseorang yang Menonton Film Sendirian

Bagi saya, bioskop adalah tempat yang menarik. Didalamnya bisa banyak hal yang terjadi.

Ketika film yang diputar bagus, maka akan ada timbal balik dari para penonton yang menikmati. Akan ada tawa-tawa kalau filmnya mampu menghasilkan lelucon. Ada juga air mata yang merembes jika filmnya mampu menyentuh emosi terdalam penonton. Dan tak ketinggalan juga teriakan dan jeritan ketakutan apabila film tersebut horor maksimal.

Bioskop juga bisa menjadi tempat untuk membunuh waktu paling efektif. Setidaknya, film di bioskop pasti satu jam setengah atau kurang sedikit. Malah bisa dua jam lebih kalau filmnya berasal dari Hollywood atau dari negara lain. Dan tentunya ada puluhan sampai ratusan menit yang terbuang begitu saja hanya untuk bengong menatap layar bioskop.

Juga bisa menjadi tempat berkencan. Caranya bagaimana? Pilihlah film romantis atau horor. Yang pertama akan bekerja ketika pasangan anda tersentuh dan terenyuh dengan cerita yang ada. Lalu lontarkanlah kata-kata gombal yang berhubungan dengan film tadi dan hubungan anda setelah usai. Niscahya, si doi akan semakin cinta. Yang kedua, tinggal nikmati saja jeritan ketakutannnya dan refleks si doi yang akan memeluk anda. Tinggal mempersiapkan alasan kenapa anda memilih film tersebut dan badan untuk dipukuli karena kesal. Walaupun pukulannya terasa lembut, seakan dia tidak marah kepada anda.

Alasan saya menonton film ke bioskop adalah untuk melihat karya-karya yang bisa saya nikmati sekaligus membunuh waktu. Kedua hal itu atau salah satu adalah hal yang mutlak untuk menggerakkan kaki saya untuk menyambangi bioskop terdekat dan mengeluarkan uang untuk membayar tiket.

Saya memakai “karya-karya yang bisa saya nikmati” karena ada beberapa karya yang pada umumnya tidak bagus dan orang pada umumnya juga tidak suka, saya malah senang dengannya. Contohnya adalah Batman v Superman yang tayang 3 tahun lalu dan Transformers: The Last Knight yang tayang dua tahun lalu silam. Orang ramai-ramai mengutuk BvS karena terlalu gelap dan ceritanya yang kurang nyambung. Juga Transformers yang juga habis dihajar kritikus dari segi cerita. Tapi, saya sangat senang sekali dengan kelamnya cerita yang hadir dalam Batman v Superman. Bagi saya, sudah seharusnya film superhero harus punya sisi gelap yang ditonjolkan. Tidak seperti film produksi ‘tetangga’ yang selalu tidak pernah absen memasukkan candaan-candaan ringan di sepanjang film.

Dan Transformers bisa saya nikmati maksimal karena saya sesungguhnya adalah penggemar dari Michael Bay dan segala sesuatu yang selalu ada dalam filmnya. Jadi masa’ bodoh apa kata orang. Ledakan-ledakan sinting, berbagai aksi yang diluar nalar, scriptnya yang berantakan, dan dialog-dialog yang cheesy jauh lebih menakjubkan bagi saya ketimbang segala yang ditawarkan La La Land.

Pada umumnya, saya selalu menonton film bersama kawan-kawan sepermainan. Namun, karena saya selalu memegang teguh alasan kenapa saya harus ke bioskop, maka ada beberapa film yang saya tidak ikut tonton bersama mereka. Dan ada beberapa film yang ingin saya tonton harus terlewatkan karena mereka tidak suka dengan selera film saya.

Pada awalnya, saya tetap melewatkan film yang benar-benar ingin sekali saya tonton. Namun lama kelamaan saya tidak tahan. Selain karena saya adalah mahasiswa hukum yang sadar betul bahwa pembajakan adalah tindakan melawan hukum, kualitas film bajakan yang selalu hadir bersamaan dengan film yang sedang tayang juga sangat buruk. Hanya bermodal camcorder, handycam, atau sejenisnya, para pembajak memberikan kemudahan dengan modal yang lebih sedikit. Namun harus memaklumi hal-hal mengganggu seperti gambarnya yang goyang, terdengarnya celotehan penonton, atau bayang-bayang yang tidak sengaja menghalangi kamera.

Dan karena tidak tahan, saya akhirnya membuat terobosan dalam hidup saya. Yaitu, saya akan menonton film di bioskop sendirian.

Terdengar aneh, bukan?

Mungkin ada yang menganggapnya aneh, mungkin juga ada yang tidak. Mungkin anda yang membaca ini bisa jadi sama-sama pernah menikmati film dalam kesendirian. Namun ada juga yang menganggapnya aneh, seperti salah satu teman satu sepermainan saya yang tidak mau diajak menonton film sesuai selera saya.

Saya dan dia selalu berdebat dengan masalah menonton bioskop sendirian ini. Dia sama sekali tidak setuju dengan salah satu terobosan paling hebat menurut saya sepanjang hidup. Dia menganggap hal itu sinting, gila, diluar nalar. Dia selalu berkata kalau lebih baik makan sendirian dibandingkan menonton film sendirian. Ada berbagai alasan masuk akal ketika orang harus sendiri dan menyantap makanan entah itu di sebuah restoran atau rumah makan. Sedangkan menonton film sendirian baginya adalah tindakan buang-buang waktu dan uang secara percuma. Dan dia menambahkannya dengan reaksi sesama penonton yang akan melihat saya dengan aneh ketika film sudah usai.

Waktu itu saya mengabaikannya dan tetap bersikukuh untuk datang dan duduk sendirian. Saya dengan gagah berani akan menanggung semua resikonya.

Tadinya begitu.

Tadinya.

Tapi ketika sudah melangkahkan kaki, membeli tiket, dan duduk dengan nyaman dalam bioskop, semuanya menjadi lain.

Film pertama yang saya tonton sendirian waktu itu adalah Rogue One. Dan tidak pernah terbesit sekalipun di pikiran saya kalau kejadiannya bakal begitu. Sebenarnya, sudah saya duga sih. Tapi, tidak menyangkan akan begini.

Di dalam studio itu sangat ramai. Hampir semua bangku terisi. Dan sekilas saya lihat, semuanya menonton paling tidak dua orang yang bersama-sama. Dan kelihatannya hanya saya yang benar-benar sendiri. Dan sialnya kursi disamping saya yang paling ujung  di baris tengah, tidak ada orangnya. Jadi, saya benar-benar sendiri secara hakiki.

Karena sudah tidak bisa berbuat apapun, maka pilihan saya cuma satu, yaitu menonton film dengan khusyuk. Dan ternyata menonton film sendirian benar-benar membuat sensasi yang berbeda. Saya benar-benar menikmati apa yang ada di dalam layar tanpa ada gangguan dan niat saya mengganggu orang. Karena kalau bersama teman-teman yang lainnya, biasanya mereka bertanya tentang film tersebut atau saya yang mengatakan itu terlebih dahulu di tengah pemutaran kepada mereka.

Sejak saat itu, saya mulai melanjutkan tradisi menonton sendiri. Karena ternyata menyenangkan juga. Jadi kalau teman-teman saya tidak bisa diajak untuk menonton film yang secara pribadi hanya saya suka, maka saya otomatis menontonnya sendiri saja. Saya tersadar akan hal ini. Yaitu menyenangkan terkadang berinteraksi secara acak dengan orang-orang yang bukan kita kenal. Atau sekedar menikmati reaksi sebagai sesama penonton.

Pernah suatu kali mengobrol dengan om-om sehabis menonton Sword Art Online. Pernah juga sampai ngalor ngidul ketika menonton Resident Evil Vendetta. Berbagi popcorn jumbo dengan mbak-mbak random yang dengan bodohnya nonton Happy Death Day sendirian. Diam-diam menertawai sepasang kekasih yang menangis karena Your Name. Puas tertawa kuat-kuat bersama belasan orang di minggu terakhir pemutaran Thor Ragnarok. Berada di kerumunan orang yang berkelompok di hari pertama pemutaran Spider-Man Homecoming dan Infinity War. Yang terakhir, menikmati Captain Marvel di sebelah seorang ibu dan anaknya di sebelah kanan dan seorang mbak-mbak dan adiknya (mungkin) di sebelah kiri. Lucunya, si ibu tidak berkomentar apa-apa soal film tersebut. Malah si mbak tersebut yang sesekali menjelaskan alur cerita kepada adiknya.

Tradisi menonton sendirian tersebut sempat putus pada pertengahan 2018 ketika dengan kesengajaan yang tidak disengaja, saya menemukan seseorang yang punya selera tontonan sama. Jadi sampai akhir tahun lalu, saya absen menonton sendirian. Karena ya tadi itu. Kalau tidak berdua, ya ramai-ramai. Makanya ketika saya kembali menonton Captain Marvel sendirian, ada rasa nostalgia terhadap kebiasaan lama saya tersebut.

Jadi, bagi anda yang masih belum berani menonton sendirian. Maka beranilah. Niscahya itu tidak apa-apa. Ketimbang anda ketinggalan menyaksikan film favorit anda dan mesti menunggu sekitar empat sampai enam bulan untuk menyaksikannya lewat format digital. Lebih baik tidak usah ajak siapa-siapa yang pasti menolak dengan berbagai macam alasan dan beranjaklah. Nikmati film dalam kesendirian. Tenggelamkan diri dalam cerita yang sudah anda nanti-nantikan sejak beberapa bulan lamanya tanpa gangguan. Nikmati setiap detail yang disajikan sang sutradara, pemeran, penulis naskah, dan segalanya yang terlibat dalam produksi hanya untuk anda, para penonton setianya.

Mari, jangan taku nonton bioskop sendirian!

Sendiri lagi ditengah kerumunan untuk menyambut Thanos.
Juga sekalian bisa alih postingan jualan, siapa tau saya berhalangan hadir.

Comments

Popular Posts